Penugasan: Konsultan
Durasi: 25 hari kerja sepanjang Juni-Agustus 2020
Lokasi: Jakarta
1. Pendahuluan
Aliansi Satu Visi (ASV) merupakan sebuah jaringan organisasi kemasyarakatan yang memiliki kepedulian dan fokus terhadap isu-isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (SGBV) di Indonesia. ASV didirikan pada bulan Desember 2010 dan saat ini beranggotakan 20 organisasi yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. ASV memiliki misi untuk memastikan remaja, perempuan, dan kelompok-kelompok yang mengalami ketidakadilan Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi menikmati hak-haknya.
Sejak 2016 ASV menjalankan program pilot implementasi pendidikan seksualitas yang komprehensif dengan menggunakan modul yang sesuai dengan International Technical Guideline of Comprehensive Sexuality (ITGSE) di beberapa kota. Dalam memecahkan tantangan terkait dengan penyediaan Pendidikan seksualitas yang komprehensif (Comprehensive Sexuality Education – CSE) dan ramah-remaja, ASV memercayai pentingnya dukungan dari pemangku kepentingan terkait dan masyarakat luas. Untuk itu, ASV dan KITASAMA ingin mengembangkan dan mengujicobakan panduan kampanye CSE yang komprehensif dengan target yakni pengambil kebijakan dan individu yang secara sosial berpengaruh dalam proses pengambilan kebijakan seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan pesan-pesan yang strategis berdasarkan pada bukti ilmiah. Dalam pengembangan panduan ini, peran dari remaja dan champion yang telah diidentifikasi oleh ASV dan KITASAMA sebagai penyampai pesan sangatlah penting.
2. Tujuan
Secara umum tujuan dari penugasan ini adalah untuk melakukan pengembangan model dan panduan kampanye untuk advokasi pendidikan seksualitas yang komprehensif di tingkat nasional maupun lokal, melalui proses yang konsultatif dan partisipatif (pendekatan Human- Centered Design) dengan pemangku kepentingan, champion dan remaja.
3. Ruang lingkup dan fokus penugasan
Berikut ini adalah ruang lingkup dan fokus penugasan yang didasarkan atas siklus pendekatan Human-Centered Design (HCD). Rincian berikut bukan merupakan tahapan kegiatan, sehingga bersifat fleksibel untuk diubah secara urutan, namun semuanya perlu untuk dilaksanakan.
a) Mengembangkan laporan pendahuluan (inception) yang mencakup proposal teknis, timeline dan anggaran;
b) Mengindetifikasi kebutuhan dan peluang kampanye CSE, termasuk platform yang akan digunakan melalui studi pustaka dan interaksi langsung dengan penggiat isu CSE (dan juga advokat remaja) dari ragam latar belakang;
c) Mengembangkan desain Model Kampanye CSE untuk target pengambil kebijakan dan individu yang secara sosial berpengaruh dalam proses pengambilan kebijakan seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat;
d) Mengadakan pertemuan dengan penggiat isu CSE di tingkat nasional untuk memvalidasi dan mendapatkan dukungan atas desain yang dikembangkan;
e) Berdasarkan proposal desain, mengembangkan model uji coba;
f) Mengembangkan rencana monitoring, dengan indikator (baseline) dan target;
g) Mengumpulkan data dan informasi (untuk baseline);
h) Mendampingi proses uji coba dan pilot model yang dilakukan lembaga anggota ASV dan KITASAMA;
i) Mengadakan sesi-sesi diskusi dengan ASV dan KITASAMA terkait dengan pelaksanaan pengembangan model;
j) Membuat penilaian feasibilitas dan viabilitas yang diperlukan untuk memperluas cakupan penggunaan model;
k) Membuat laporan pelaksanaan pengembangan dan pembelajaran untuk digunakan pada saat perluasan cakupan model.
4. Metodologi dan proses
Pengembangan model ini diharapkan menggunakan pendekatan Human-Centered Design (HCD) yang mencakup tahapan Mendengar, Kreasi, Uji coba, dan Implementasi. Di masing-masing tahapan, baik metode kuantitatif maupun kualitatif dapat digunakan. Mengingat situasi pandemi, maka proses pengembangan modul ini akan dilakukan secara online.
5. Keahlian
a) Pendidikan minimal S1 dalam bidang yang relevan terkait perencanaan dan kebijakan publik, kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial, studi pembangunan, media dan komunikasi atau bidang terkait lainnya;
b) Memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang:
- Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS);
- Pengalaman melakukan penelitian operasional, dengan metode kuantitatif dan/atau kualitatif;
- Pendekatan partisipasi dalam memfasilitasi diskusi;
- Familiar dengan pendekatan Human-Centered Design;
- Pengalaman bekerja dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya;
c) Keterampilan dan kompetensi:
- Memiliki pengalaman profesional minimal 5 tahun di bidang remaja, promosi kesehatan, HKSR dan KBGS;
- Keterampilan komunikasi lisan dan tertulis;
- Berorientasi hasil, andal bekerja dalam tim, berintegritas;
- Keterampilan interpersonal dan profesional yang baik dalam berinteraksi dengan pemerintah maupun mitra ASV lainnya;
- Keterampilan dalam memfasilitasi keterlibatan pemangku kepentingan;
- Berpengalaman melakukan pekerjaan serupa.
6. Peran dan kewajiban
ASV akan bertanggung jawab untuk:
a) Memilih dan mengontrak konsultan;
b) Terlibat secara aktif dengan konsultan selama penelitian;
c) Mengidentifikasi pemangku kepentingan dan dokumen yang relevan sesuai kebutuhan;
d) Memberikan saran dan masukan teknis selama proses berlangsung.
Konsultan akan bertanggung jawab untuk:
a) Persiapan proposal penelitian, timeline dan anggaran yang sesuai;
b) Mengelola logistik penelitian (transportasi, akomodasi, konsumsi, dan sebagainya;
c) Pelaporan dan konsultasi kemajuan secara rutin kepada ASV;
d) Menghasilkan keluaran (deliverables) sesuai dengan persyaratan dan kerangka waktu yang disepakati di dokumen kerangka acuan dan kontrak kerja yang mendapatkan persetujuan dari ASV.
7. Keluaran
a) Laporan pendahuluan (inception)
b) Laporan perkembangan (1)
c) Laporan perkembangan (2)
d) Laporan akhir
8. Proses pendaftaran
Kirim surat lamaran yang mencakup CV, surat rekomendasi, dan proposal (mencakup metode, jadwal, dan anggaran) ke secretariat@satuvisi.org dengan judul Konsultan Penyusunan Model dan Panduan Kampanye Pendidikan Seksualitas Komprehensif, paling lambat pada 20 Juni 2020 pukul 23.59 WIB.
